Lidah buaya (Aloe vera L) merupakan tanaman asli Afrika, yang memiliki ciri fisik daun berdaging tebal, sisi daun berduri, panjang mengecil pada ujungnya, berwarna hijau, dan daging daun berlendir. Lidah buaya (Aloe vera L) pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17 dibawa oleh petani keturunan Cina. Tanaman ini dijadikan sebagai tanaman hias yang ditanam sembarang di pekarangan rumah dan digunakan sebagai bahan kosmetik yaitu untuk penyubur rambut. Baru pada dekade 1990-an, tanaman ini dilirik menjadi bahan baku untuk industri makanan dan minuman yang berkhasiat menyehatkan.
Lidah buaya (Aloe vera L) telah dikenal sebagai obat dan kosmetik sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of Remedies. Di dalam buku itu dikisahkan pada zaman Cleopatra, lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik dan pelembaban kulit. Pemakaiannya di bidang farmasi pertama kali dilakukan oleh orang-orang Samaria sekitar tahun 1750 SM.
Bangsa Arab telah lama memanfaatkan tanaman yang dijuluki “the miracle plant“ tersebut untuk pengobatan dan bahan kosmetik. Demikian halnya dengan bangsa Yunani dan Romawi, mereka menggunakan lidah buaya untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Kandungan Lidah Buaya
Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam daging lidah buaya menurut para peneliti antara lain: lignin, saponin, anthraquinone, vitamin, mineral, gula dan enzim, monosakarida dan polisakarida, asam-asam amino essensial dan non essensial yang secara bersamaan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang menyangkut kesehatan tubuh. Unsur utama dari cairan lidah buaya adalah aloin, emodin, resin, gum dan unsur lainnya seperti minyak atsiri. Dari segi kandungan nutrisi, gel atau lendir daun lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn, K. Fe dan vitamin seperti vitamin A.
Manfaat Lidah Buaya Bagi Kesehatan
Zat aloin yang terkandung dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar, sudah digunakan orang Yahudi sejak abad ke-4 SM. Hal ini dikemukakan oleh Celsus dan dilanjutkan oleh Dioscordes yang menegaskan bahwa Aloe vera berguna untuk mengobati sakit perut, sakit kepala, gatal, kerontokan rambut, perawatan kulit dan luka bakar. Bahkan, di Amerika Selatan, lidah buaya resmi diakui sebagai obat pencahar dan pelingdung kulit saat didaftarkan dalam United State Pharmacopoeia (USP) pada tahun 1820.
Lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman, serta senyawa antrakuinon dan kuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel baru dalam kulit. Dalam gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit, sehingga sel akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan tubuh.
Cairan bening seperti jeli diperoleh dengan membelah batang lidah buaya. Jeli ini mengandung zat anti bakteri dan anti jamur yang dapat menstimulasi fibroblast yaitu sel-sel kulit yang berfungsi menyembuhkan luka. Selain kedua zat tersebut, jeli lidah buaya juga mengandung salisilat, zat peredam sakit dan anti bengkak seperti yang terdapat dalam aspirin.
Manfaat Lidah Buaya untuk Mengobati Diabetes
Lidah buaya terbukti dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Kandungan dari lidah buaya yang dianggap mampu menurunkan kadar gula darah adalah kromium, inositol, vitamin A, dan getah kering lidah buaya yang mengandung hypoglycemic.
Cara meramu lidah buaya untuk menurunkan kadar gula darah, yaitu satu pelepah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) dibersihkan terlebih dahulu dengan mengupas kulit dan durinya. Kemudian, rendam sekitar 30 menit dalam air garam dengan takaran 1 sendok makan garam dapur biasa dicampur 1 liter air. Selanjutnya, remas sebentar secara perlahan lalu bilas dengan air yang mengalir (air kran). Kemudian, rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Lalu dinginkan dan diminum sebanyak setengah gelas 2 sampai 3 kali sehari selama 10 hari berturut-turut (Purwakarta, 2006).
0 comments
Post a Comment