Salah satu tanaman yang berkhasiat obat yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah kayu secang. Serbuknya berwarna merah jingga kecoklatan. Kayu secang adalah potongan-potongan atau serutan kayu C. sappan L. Tidak berbau dan rasa agak kelat. Biasanya ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman pinggiran. Kayu secang sering digunakan untuk pewarna minuman. Manfaat kayu secang di masyarakat adalah untuk pembersih darah, penawar racun, penyembuh pasca persalinan, batuk darah pada TBC, penyakit mata dan disentri.
Nama daerah kayu secang bermacam-macam tergantung daerahnya. Daerah Sumatera kayu secang dikenal sebagai Seupeung (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Batak), cacang (Minangkabau). Daerah Jawa kayu secang dikenal sebagai Secang (Sunda), kayu secang, soga jawa (Jawa), kaju secang (Madura). Daerah Sulawesi kayu secang dikenal sebagai Kayu sema (Menado), dolo (Bare), sepang ( Makasar), sepang (Bugis). Daerah Maluku kayu secang dikenal sebagai sefen (Halmahera Selatan), sawalan, hinianga, sinyianga, singiang (Halmahera Utara), sunyiha (Ternate), roto (Tidore).
Kandungan Kayu secang
Kayu secang mengandung asam galat, brazilin (zat merah sappan) dan asam tanat, delta-alfa-phelandrene, oscimene, resin, resorsin, minyak atsiri, dan tannin. Brazilin merupakan komponen utama dalam kayu secang yang diduga berperan penting pada efek farmakologis dari kayu secang. Brazilin mempunyai aktivitas farmakologis seperti anti-inflamasi, antimikroba, antioksidan, antivirus, dan anticomplementary, senyawa ini merupakan komponen utama dan senyawapenciri dari kayu secang.
Manfaat kayu secang
Zat warna merah yang terkandung dalam kayu secang dikenal sebagai senyawa golongan brazilin, dimana brazilin merupakan senyawa antioksidan yang mempunyai katekol dalam struktur kimianya dan dapat melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal bebas. Dari hasi penelitian terbukti bahwa indeks antioksidatif dari ekstrak kayu secang lebih tinggi daripada antioksidan komersial (BHA, BHT).
Hasil penelitian terdahulu ternyata kayu secang, secara in vitro mengandung senyawa antioksidan yang mengindikasikan berpotensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah pembentukan radikal bebas dan meredam radikal bebas.
Kayu secang sebelum dikonsumsi, umumnya dilakukan penyimpanan terlebih dahulu. Selama penyimpanan (serbuk atau larutan) pada berbagai suhu, kemungkinan terjadi perubahan-perubahan kimiawi terutama senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Hal ini dapat dilihat pada seduhan ekstrak kayu secang yang mengalami perubahan warna bila dipanaskan dan apabila dibiarkan akan mengalami degradasi warna menjadi warna yang lebih pucat atau warnanya akan memudar. Hal ini menunjukkan bahwa zat antioksidan yang terdapat dalam tumbuhan secang (Caesalpinia sappan) bersifat kurang stabil terhadap pengaruh suhu selama penyimpanan.
0 comments
Post a Comment